Lulusan SMA di Indonesia Mutunya Setara Dg Lulusan SD
PISA dan Human Capital Index (HCI): Meneropong Produktifitas Indonesia di Masa Depan.
PISA (Program for International Student Assesment), sebuah "ujian" matematika, sains dan membaca untuk murid usia sekitar 15 Tahun secara global yg diselenggarakan oleh negara OECD, kemarin sore diumumkan sedunia, seakan akan menutup perhelatan Piala Dunia U-17.
Indonesia sebagai peserta tetap memperoleh hasil yang menggembirakan dalam peringkat "sepanjang sejarah ikut PISA, belum pernah Indonesia naik 6 peringkat" Ujar Nadiem membanggakan hasil PISA Indonesia.
Namun, cobalah tengok gambar di bawah. Saya akan ikut dengan anda mengatakan bahwa kebanggaan kenaikan peringkat itu menjadi tanpa arti ketika menyaksikan skor Indonesia yg semakin melorot. Ibarat nilai ujian matkul yg sdh dapat E dan berada di nomer dua paling bawah dari daftar mahasiswa, sekarang dapat E minus dan diurutan ke 7 dari daftar mahasiswa yg juga memperoleh E minus.
Buat saya, peringkat itu tak punya arti apa apa ketika skor Indonesia menurun kembali. Bahkan saya jauh lebih senang jika Indonesia menjadi paling "goblok" di urutan terbawah, ketika skornya naik lebih baik, mengapa ?
Dengan skor agregat PISA (Sains, Matematika dan Membaca) di Tahun 2018 itu, dalam Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) sebuah cara menduga produktifitas SDM dari bayi yg lahir saat ini di 18 Tahun kemudian, yg dibuat oleh Bank Dunia, sumbangan PISA Indonesia di harmonisasikan dlm Harmonised Test Score Test (HTS) sebesar 185 dan hasil HCI Indonesia di Tahun 2020 sebesar 54 %. Saat itu prevalensi Stunting Indonesia sebelum dianjurkan minum susu asam sulfat sudah sekitar 27 %.
Dengan hasil PISA saat ini, meskipun prevalensi stunting mampu digenjot hingga menjadi 21 % saat uji PISA digelar, namun bisakah kita berharap bahwa produktifitas manusia Indonesia yg lahir di Tahun 2022, akan memiliki produktifitas lebih dari 54 % di Tahun 2040, 18 Tahun dari saat ini ?
Jadi, RPJPN yg menargetkan HCI Indonesia menjadi 73 % di Tahun 2045 saya pikir hanya omong kosong, jika hasil uji PISA kita terus merosot. 73 % hanya bisa diraih jika stunting 0%, angka survival bayi 5 Thn, 100 % dan rerata usia sekolah menjadi 14,8 Tahun serta, ini yg terpenting, rerata PISA Indonesia setidaknya mencapai hampir 500, seperti kondisi negara Israel atau Italia saat ini.
Ini PR besar kita semua, darurat Dikdas wajib dicanangkan dan payung regulasi untuk fokus ke perbaikan mutu dikdas dlm hal ini mutu guru, wajib diterbitkan.
Pak Nanang (Ahmad Rizali)
Dewan Pakar IGI
No comments